Tujuan:
Setelah membaca pokok bahasan tentang perilaku afektif:emosi,maka penulis mengharapkan pembaca :
Setelah membaca pokok bahasan tentang perilaku afektif:emosi,maka penulis mengharapkan pembaca :
Kognitif
1. Mampu menjelaskan perilaku
afektif(C2);
2. Mampu menjelaskan pengertian
emosi(C2);
3. Mampu menjelaskan jenis-jenis
emosi(C2);
4. Mampu menjelaskan hubungan antara kognisi(kognitif), emosi(afektif), dan
tindakan(psikomotorik) (C2);
5. Mampu menjelaskan tahap perkembangan
emosi(C2);
6. Mampu menjelaskan
tentang kecerdasan emosional(C2).
Afektif
1. Mampu menghubungkan
materi tentang afektif:emosi pada RPP (Rencana Pelaksanaan Pengajaran) berdasarkan
tahap perkembangan emosi(A5).
Psikomotorik
1. Mampu mendesain RPP (Rencana Pelaksanaan Pengajaran) tentang perilaku afektif berdasarkan tahap perkembangan
emosi(P6).
A. Emosi
Afektif
merupakan perilaku individu yang bersumber dari getaran jiwa yang diekspresikan
dalam bentuk perasaan atau emosi tertentu yang diekspresiskan dalam bentuk
perilaku pada saat berinteraksi dengan lingkungan. Dengan adanya perasaan atau
emosi, perilaku individu terekspresikan dalam wujud yang serasi,selaras dan
seimbang sesuai dengan kondisi lingkungan. Dengan demikian perilaku afektif
merupakan warna atau bumbu yang membuat perilaku terwujud secara tepat dan
harmonis.
Meskipun
banyak definisi emosi,definisi yang bersifat umum menyebutkan bahwa “emosi
merupakan satu respons psikofisiologis terhadap beberapa rangsangan yang
bermakna , yang melibatkan satu keadaan perasaan dan resonansi jasmaniah”. Kata
“Emosi” berasal dari bahasa latin “emovere” : yang artinya “bergerak ke luar”.
Maksud setiap emosi adalah untuk menggerakan individu untuk menuju rasa aman
dan pemenuhan kebutuhannya,serta
menghindari sesuatu yang merugikan dan pencabutan kebutuhan. Emosi dasar sangat
diperlukan oleh individu untuk memperoleh kelestarian hidup karena emosi
berkonstribusi khusus untuk membuat kestabilan seluruh kehidupannya.
B. Jenis-jenis emosi
Jenis-jenis emosi
manusia banyak dan beragam. Namun , secara garis besar emosi manusia dibedakan
dalam dua bagian, yaitu :
1.
Emosi yang menyenangkan atau emosi positif
Emosi yang menyenangkan adalah emosi yang menimbulkan
perasaan positif pada orang yang mengalaminya, diantaranya adalah cinta, sayang
, senang, gembira , kagum, dan sebagainya.
Sumber : http:/panggungweb.blogspot.com
2.
Emosi yang tidak menyenangkan atau emosi negatif
Emosi yang tidak menyenangkan adalah emosi yang
menimbulkan perasaan negatif pada orang yang mengalaminya, diantaranya adalah
sedih,marah,benci, takut dan sebagainya.
C.
Peranan
Emosi
Hubungan antara kognisi, emosi, dan tindakan
mencerminkan satu sistem hubungan sebab akibat.
Albert Ellis
Sumber : www.famouspsychologists.org
Albert Ellis mengungkapkan
bahwa kognisi sangat penting dalam memberikan konstribusi terhadap emosi dan
tindakan,emosi juga berperan penting berkonstrbusi atau menjadi sebab terhadap
kognisi dan tindakan, serta tindakan berkonstribusi atau menjadi penyebab
kognisi dan emosi. Bila seseorang mengalami perubahan dalam salah satu dari
tiga ranah itu maka cenderung akan mengalami perubahan dua lainnya.Kognisi,
emosi dan motorik merupakan suatu sitem yang saling pengaruh timbal balik.
Bagan di bawah ini menggambarkan keterkaitan antara emosi,kognisi, dan
motorik(tindakan).
Sumber : Psikologi Guru Konsep
dan Aplikasinya.
Semua emosi mempunyai peranan yang penting dalam proses perkembangan dan
kehidupan individu khususnya dalam penyesuaian pribadi dan social
D. Tahap Perkembangan Emosi
Perkembangan
emosi selama pertumbuhan terbagi menjadi beberapa tahap diantaranya:
Masa
ini dimulai sejak masa bayi, bahkan beberapa ahli mengatakan bayi di dalam
kandungan saja sudah dipengaruhi oleh emosi. Hanya saja kita tidak menyadari
apakah tanda-tanda seperti menangis, tertawa, dan lain-lain disertai dengan
intensitas perasaan atau tidak. Menurut Bridges emosi anak akan berkembang
melalui pengalaman, sekalipun masih dangkal dan berubah-ubah. Ketika bayi sudah
berusia 8 bulan, ia sudah dapat membedakan antara rasa takut dan marah. Selama
pertumbuhan perubahan emosi akan semakin jelas dan berbeda.
Perkembangan
emosi dari masa kemasa semakin halus seiring pertumbuhan anak. Peralihan emosi
yang tadinya kasar, karena terpengaruh latihan dan kontrol berangsur-angsur tingkah lakunya berubah.
c.
Perkembangan Akhir (masa remaja hingga
dewasa)
Pada akhirnya dia akan mencapai kemampuan untuk menyesuaikan tingkah lakunya sehubungan dengan apa yang terjadi pada dirinya. Semakin dewasa akan dengan jelas mengungkapkan emosinya, karena emosinya semakin diklasifikasikan seperti rasa takut, marah, muak, dan benci, juga apresiasinya terhadap nilai, keinginan, cita-cita, minat, kesukaan terhadp sesuatu dan reaksinya terhadap pendapat orang lain, lembaga, tanggung jawab dan gagasan orang lain
Pada akhirnya dia akan mencapai kemampuan untuk menyesuaikan tingkah lakunya sehubungan dengan apa yang terjadi pada dirinya. Semakin dewasa akan dengan jelas mengungkapkan emosinya, karena emosinya semakin diklasifikasikan seperti rasa takut, marah, muak, dan benci, juga apresiasinya terhadap nilai, keinginan, cita-cita, minat, kesukaan terhadp sesuatu dan reaksinya terhadap pendapat orang lain, lembaga, tanggung jawab dan gagasan orang lain
E. Kecerdasan Emosional
Di masa lalu bahkan sampai sekarang perkataan
“kecerdasan" selalu diartikan sebagai suatu keunggulan intelektual dan diyakini
sebagai sumber keunggulan dalam berbagai aspek kehidupan termasuk
pendidikan.Seolah-olah mereka yang mempunyai kecerdasan intelektual tinggi diyakini
akan mengalami keunggulan dalam segala aspek kehidupan. Dalam kenyataannya,
ternyata seseorang yang dianggap mempunyai kecerdasan tinggi,tidak memiliki
keunggulan secara keseluruhan. Dalam konsep sekarang ini,kecerdasan itu tidak
hanya terbatas pada keunggulan intelektual akan tetapi pada aspek non
intelektual seperti emosi,social,spiritual dan lain sebagainya.
Dalam
proses pendidikan,kecerdasan emosional mempunyai peranan yang besar dalam
mencapai hasil pendidikan secara lebih bermakna. Hal ini mengandung makna
bahwa kecerdasan intelektual saja belum memberikan jaminan penuh bagi
pencapaian sukses pendidikan,akan tetapi perlu didukung oleh kecerdasan
emosional secara lebih optimal.
Agar emosi positif pada diri remaja
dapat berkembang dengan baik, dapat dirangsang, disikapi oleh orang tua maupun
guru dengan cara :
- Orangtua dan guru serta orang dewasa lainnya dalam
lingkungan anak (significant person) dapat menjadi model dalam
mengekspresikan emosi-emosi negatif, sehingga tampilannya tidak meledak-ledak;
- Adanya program latihan beremosi baik disekolah maupun
didalam keluarga, misalnya dalam merespon dan menyikapi sesuatu yang tidak
sejalan sebagaimana mestinya;
- Mempelajari dan mendiskusikan secara mendalam
kondisi-kondisi yang cenderung menimbulkan emosi negatif dan upaya-upaya
menanggapinya secara lebih baik.
Ayat Al-Quran yang
berkaitan dengan Emosi
Qs. Ali imran ayat
153
Artinya :
(yaitu) orang-orang yang
menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang
yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan.
Dari ayat diatas
dijelaskan bahwa Allah SWT menyukai orang-orang yang bisa menahan amarah atau
emosi yang dimaksudkan disini adalah emosi yang bernilai negatif. Kita sebagai
hambanya harus bisa menahan emosi yang bernilai negatif tersebut seperti
misalnya marah supaya Allah SWT menyukai kita,hambanya yang berbuat kebajikan.
Berikut adalah aplikasi tentang perilaku
afektif di dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pengajaran) berdasarkan tahap
perkembangan afektif:emosi pada tahap perkembangan akhir untuk mata pelajaran
fisika kelas VII semester genap
Rencana Pelaksanaan Pengajaran
Mata
Pelajaran :Fisika
Kelas/Usia :VII/13
tahun (Tahap perkembangan
afektif:emosi pada tahap perkembangan akhir)
Materi
Pokok :Suhu dan Kalor
Tujuan
:
Kognitif
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian kalor (C2)
2. Siswa mampu menjelaskan pengertian suhu (C2)
3. Siswa mampu menjelaskan proses perpindahan kalor (C2)
4. Siswa mampu menyebutkan contoh aplikasi dari
perpindahan kalor (C3)
5. Siswa mampu menjelelaskan pengaruh kalor terhadap
perubahan wujud benda (C2)
Alasan : Dipakainya kata operasional menjelaskan(C2), karena ditahap ini
siswa kelas VII SMP masih diperkenalkan tentang konsep fisika yang berkaitan dengan
suhu dan kalor sehingga di kelas VII SMP ini setelah diperkenalkan dan
dijelaskan oleh guru mata pelajaran fiska tentang materi tersebut siswa
diharapkan mampu menjelaskan konsep fisika yang berkaitan dengan suhu dan
kalor. Dipakainya kata operasional menyebutkan(C3),
karena di kelas VII SMP ini siswa telah diperkenalkan sebelunya tentang
perpindahan kalor atau lebih dikenal dengan kata perpindahan panas pada kelas
VI SD, sehingga diharapkan pada tingkat kelas VII SMP siswa sudah mampu
menyebutkan contoh aplikasi perubahan kalor pada kehidupan sehari-hari.
Afektif
1.
Siswa mampu
menyatakan pendapat tentang konsep kalor dikehidupan sehari-hari (A3)
2.
Siswa mampu
menyatakan pendapat tentang perubahan wujud zat yang dipengaruhi oleh kalor
(A3)
Alasan : Dipakainya kata
operasional menyatakan pendapat (A3)
karena pada kelas VII SMP siswa sedang berada pada tahap perkembang
afektif:emosi pada tahap perkembangan akhir, dimana pada tahap perkembangan ini
siswa sudah semakin dewasa dan akan dengan jelas mengungpkan emosinya,
klasifikasi yang diterapkan pada rencana pelaksanaan pengajaran (RPP) adalah
reaksi terhadap pendapat orang lain dan menerima gagasan orang lain. Dengan menggunakan
kata operasional menyatakan pendapat
disini para siswa diharapkan dapat menerima gagasan dan pendapat orang lain,dan
dapat mengatur emosi dengan baik. Cara pembelajaran yang digunakan oleh
guru dengan cara berdiskusi antara guru
dengan siswa dan siswa satu dengan siswa lainnya, sehingga dengan cara seperti
berdiskusi tersebut bisa dilihat perkembangan afektif siswa tersebut dalam mata
pelajaran fisika mengenai konsep suhu dan kalor.
Psikomotorik
1.
Siswa mampu
mempraktekan peristiwa yang berhubungan dengan kalor (P3)
2.
Siswa mampu
mempraktekan penggunaan thermometer untuk menghitung perubahan suhu (P3)
Alasan : Dipakainya kata operasional mempraktekan(P3) diharapkan siswa kelas VII SMP mempunyai skill atau
kemampuan dalam materi suhu dan kalor ini, diharapkan siswa mempunyai skill
atau kemampuan dalam mepraktekan peristiwa yang berhubungan dengan kalor seperti
mengubah suatu zat dari benda padat ke benda cair dan lain-lain , selain itu
siswa juga diharapkan dapat mempunyai kemampuan untuk menggunakan alat ukur
suhu yaitu thermometer.
Metode
Kontruktivisme
Langkah-langkah Pembelajaran
Pendahuluan
1. Guru
mengucapkan salam menyapa, dan menanyakan keadaan siswa;
2. Guru memimpin
untuk membaca doa sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar;
3. Guru mengecek
kehadiran siswa;
4. Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini;
5. Guru membagi
siswa menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota tiap kelompok adalah 5
orang.
Kegiatan Inti
1. Guru meminta siswa agar duduk sesuai dengan
kelompoknya;
2. Guru menjelaskan tentang suhu,kalor dan cara
menggunakan alat ukur suhu yaitu thermometer;
3. Guru memulai
diskusi dengan materi untuk setiap kelompok :
·
Apa saja konsep kalor dikehidupan sehari hari?
·
Bagaimana hubungan proses perubahan wujud zat dengan kalor?
4. Selama
berdiskusi, siswa juga diminta untuk:
· Mengukur berbagai macam suhu air (air panas, air dingin, dan campuran air panas dan dingin) yang telah dibawa oleh setiap siswanya dengan menggunakan thermometer yang sudah disediakan oleh pihak sekolah.
· Mengukur berbagai macam suhu air (air panas, air dingin, dan campuran air panas dan dingin) yang telah dibawa oleh setiap siswanya dengan menggunakan thermometer yang sudah disediakan oleh pihak sekolah.
5. Guru mengecek
setiap kelompok, ketika diskusi dan kegiatan
pengukuran berlangsung;
6. Guru meminta
hasil diskusi dari setiap kelompok untuk menjelaskan hasil diskusinya, dan
meminta untuk mempraktikan bagaimana cara pengukuran suhu yang telah dilakukan
serta menyebutkan hasil pengukuran tersebut;
Penutup
Penutup
1. Guru
menyimpulkan dan mengevaluasi pemaparan diskusi tiap kelompok serta cara pengukuran yang telah dilakukan siswa;
2. Guru memberikan
penghargaan kepada kelompok dengan kinerja terbaik ;
3. Guru menugaskan masing-masing
kelompok untuk membuat kliping berupa gambar-gambar yang berkaitan dengan suhu
dan kalor dalam kehidupan sehari-harinya dan dibuat secara kreatif dan menarik,dengan
batas pengumpulan di pertemuan berikutnya,
4. Guru menutup
kegiatan belajar mengajar dengan mengucapkan hamdalah.
Daftar Pustaka :
Khodijah, Nyanyu. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2014
Surya, Muhammad. Psikologi Guru Konsep dan Aplikasinya.
Bandung: Alfabeta, 2013